Dalam rangka mengisi waktu home to work dalam rangka menanggulangai pandemi COVID-19 , kita bisa isi dengan mengisi sesnsus penduduk tahun 2020. Yuk jangan sampai terlewat
info lebih lanjut bisa baca di website : https://www.bps.go.id/sp2020/
untuk sensus : https://sensus.bps.go.id/login
Jumat, 27 Maret 2020
Rabu, 25 Maret 2020
Selasa, 24 Maret 2020
Kilas Ilmu
Bronkitis
Bronkitis
adalah kondisi ketika saluran bronkus terinfeksi dan mengalami peradangan.
Penyebabnya ada bermacam-macam. Di antaranya adalah infeksi virus, bakteri,
atau pun terlalu sering terpapar asap rokok dan polusi. Bronkitis dibedakan
menjadi dua jenis:
1.
Bronkitis akut. Infeksi ini bersifat jangka pendek, biasanya berlangsung selama
7-10 hari. Namun, batuk akan terus berlanjut selama beberapa minggu atau
beberapa bulan.
2.
Bronkitis kronis. Infeksi kronis yang berlangsung lebih lama dan lebih parah
dibanding bronkitis akut. Kondisi ini lebih sering menyerang penderita asma,
emfisema, dan para perokok aktif.
Gejala Bronkitis
Jika terdapat
masalah pada pernapasan yang berkaitan dengan bronkitis, gejala yang muncul
biasanya seperti:
1. Dada terasa
sesak seperti tersumbat.
2. Batuk yang
menghasilkan lendir berwarna bening, putih, kuning hijau, dan bercampur darah.
3. Mengi atau napas
berbunyi lirih.
4. Badan terasa
lemas.
5. Panas dingin
(meriang).
6. Demam.
7. Pilek dan hidung
tersumbat.
8. Sakit
tenggorokan.
Corona (Coronavirus)
coronavirus
menjadi bagian dari keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit yang terjadi
pada hewan ataupun manusia.
Manusia
yang terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi
saluran pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat.
Coronavirus sendiri jenis baru yang ditemukan
manusia sejak muncul di Wuhan, China pada Desember 2019,
dan diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2).
Sehingga, penyakit ini disebut dengan Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
stilah-Istilah yang
Berkaitan dengan COVID-19
'Social distancing' hanyalah salah satu
dari sekian banyak istilah terkait virus Corona yang bermunculan dalam pandemi
COVID-19. Untuk lebih memahami istilah-istilah yang berhubungan dengan COVID-19
tersebut, simak ulasan berikut:
1.
Social distancing
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
arti istilah ‘social distancing’ atau ‘pembatasan sosial’
adalah menghindari tempat umum, menjauhi keramaian, dan menjaga jarak optimal 2
meter dari orang lain. Dengan adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan
dapat berkurang.
2.
Isolasi dan karantina
Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada
tindakan untuk mencegah penularan virus Corona dari
orang yang sudah terpapar virus ini ke orang lain yang belum.
Perbedaannya, isolasi memisahkan orang yang sudah sakit
dengan orang yang tidak sakit untuk mencegah penyebaran virus Corona, sedangkan
karantina memisahkan dan membatasi kegiatan orang yang sudah terpapar virus
Corona namun belum menunjukkan gejala.
Berbagai pakar menganjurkan karantina di rumah dilakukan
selama setidaknya 14 hari. Selama karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di
rumah sambil menjalani pola hidup bersih dan sehat, tidak bertemu orang lain,
dan menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang-orang yang tinggal serumah.
3.
Lockdown
Istilah ‘lockdown’ berarti karantina
wilayah, yaitu pembatasan pergerakan penduduk dalam suatu wilayah, termasuk
menutup akses masuk dan keluar wilayah. Penutupan jalur keluar masuk serta
pembatasan pergerakan penduduk ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan
penyebaran penyakit COVID-19.
4.
Flattening the curve
‘Flattening the curve’ atau
‘pelandaian kurva’ merupakan istilah di bidang epidemiologi untuk upaya
memperlambat penyebaran penyakit menular yang dalam hal ini adalah COVID-19,
sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber daya yang memadai bagi para
penderita. Pelandaian kurva ini dapat dilakukan dengan social
distancing, karantina, dan isolasi.
Kurva menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi
virus Corona dalam rentang waktu tertentu. Jumlah penderita yang meningkat
drastis dalam periode yang sangat singkat, misalnya hanya dalam waktu beberapa
hari, digambarkan sebagai kurva tinggi yang sempit.
Jumlah penderita yang membeludak membuat penanganan tidak
bisa dilakukan secara optimal. Hal ini karena jumlah penderita melampaui
kemampuan dan kapasitas fasilitas kesehatan, misalnya jumlah tempat tidur dan
alat yang tersedia di rumah sakit tidak cukup untuk menangani semua pasien.
Kondisi tersebut menyebabkan tingkat kematian menjadi
sangat tinggi, tidak hanya pada pasien COVID-19, namun juga pada pasien
penyakit lain yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
5.
Pasien dalam pengawasan (PDP) dan
orang dalam pemantauan (ODP)
PDP dan ODP merupakan definisi yang digunakan untuk
mengelompokkan individu berdasarkan:
- Gejala demam dan/atau
gangguan pernapasan
- Riwayat perjalanan ke daerah
pandemi infeksi virus Corona atau tinggal di daerah tersebut selama 14
hari terakhir sebelum gejala timbul
- Riwayat kontak dengan orang
yang terinfeksi atau diduga terinfeksi COVID-19 dalam 14 hari terakhir
sebelum gejala timbul
Secara umum, ODP dan PDP bisa dibedakan dari gejala yang dialami.
Pada ODP, gejala yang muncul hanya salah satu antara demam atau gangguan
pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Sedangkan
pada PDP, sudah ada gejala demam maupun gangguan pernapasan.
Terhadap PDP, dilakukan rawat inap terisolasi di rumah
sakit, pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan pada orang lain yang memiliki
kontak erat dengan PDP tersebut. Sementara ODP harus menjalani isolasi di rumah
dan kondisinya akan dipantau setiap hari selama 2 minggu, menggunakan formulir
khusus.
Jika kondisi ODP mengalami perburukan dan sudah memenuhi
kriteria PDP atau hasil laboratoriumnya positif terinfeksi virus Corona, maka
ODP tersebut harus dibawa ke rumah sakit.
6.
Herd immunity
Secara harfiah, istilah ‘herd immunity’ berarti
kekebalan kelompok. Herd immunity terhadap suatu penyakit bisa
dicapai dengan pemberian vaksin secara
meluas atau bila sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian besar orang
dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut.
Di tengah pandemi COVID-19, sebagian ahli percaya bahwa
penularan virus Corona akan menurun atau bahkan berhenti sama sekali bila sudah
ada banyak orang yang sembuh dan menjadi kebal terhadap infeksi ini.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada vaksin untuk
COVID-19 dan untuk menunggu hingga tercapai herd immunity secara
alami pun sangat berisiko karena penyakit ini dapat berakibat fatal.
Nah, itu dia berbagai istilah terkait
infeksi virus Corona atau COVID-19. Untuk meminimalkan risiko Anda terjangkit penyakit ini,
patuhilah anjuran dokter dan pemerintah. Selain mencuci tangan, memakai masker, serta
menjalani pola hidup bersih dan sehat, hindari tempat-tempat yang ramai atau
berkumpul dengan banyak orang.
Pandemi COVID-19 memang mengkhawatirkan, tetapi setiap
orang dapat membantu meringkankan kondisi ini dengan melakukan perannya
masing-masing.
Langganan:
Postingan (Atom)